Berdirinya Kerajaan Demak
Pendiri dari Kerajaan Demak yakni
Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden
Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri Champa dari Tiongkok. Raden
Patah secara diam-diam pergi ke Jawa yang tepatnya di Surabaya dan berguru
kepada Sunan Ampel. Kemudian Sunan Ampel memerintahkan kepada Raden Patah
supaya pindah ke Jawa tengah untuk membuka hutan Glagah Wangi atau Bintara lalu
mendirikan pesantren. Lambat laun, banyak yang menjadi santri di pesantren
tersebut dan pada akhirnya, Demak berkembang pesat. Raden Patah dikukuhkan
menjadi Adipati Demak oleh ayahnya, Brawijaya V dan mengganti nama Demak
menjadi Bintara yang akhirnya disebut Demak Bintara.
Suatu ketika, Majapahit mengalami kelemahan dengan adanya pemberontakan dan perebutan kekuasaan antar keluarga kerajaan. Melihat situasi tersebut, Raden Patah justru memanfaatkannya untuk melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit. Dibantu para Bupati, Raden Patah akhirnya menyerang Majapahit pada pemerintahanBrawijaya VI. Kemudian berdirilah Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dibawah kepemimpinan Raden Patah sebagai raja pertama.
Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada
pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati Unus.
Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati
Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran
serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban (1527),
Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan Blambangan,
kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Kemudian pada
tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran menaklukkan
Pasuruan.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan
konflik perebutan kekuasaan antar saudara. Pengganti Sultan Trenggono, Pangeran
Sido Lapen yang merupakan saudara Sultan Trenggono dibunuh oleh Pangeran
Prawoto yang tidak lain adalah anak dari Sultan Trenggono. Kemudian anak dari
Pangeran Sido Lapen, Arya Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan mengambil
alih kekuasaan. Tidak hanya berhenti disitu, Arya Panangsang akhirnya dibunuh
oleh anak angkat Joko Tingkir, yaitu Sutawijaya. Pada akhirnya, tahun 1568 M
tahta Kerajaan Demak jatuh ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak
dipindah ke Pajang.
Peninggalan Kerajaan Demak
1.
Masjid Agung Demak
2.
Makam Sunan Kalijaga
3.
Pintu Bledeg dibuat
oleh Ki Ageng Selo
4.
Bedug dan kentongan
karya Wali Songo
5.
Soko Tatal dan Soko Guru
(tiang Masjid Agung Demak)
6.
Piring Campa dari
Putri Campa ( Ibu Raden Patah)
Komentar
Posting Komentar